Review: Emilly mulai bisa diterima oleh teman-teman sekelasnya di Mother Theresa. dari mereka lah Emilly mendapat beberapa informasi. Hanya sayangnya ia belum mendapatkan klu yang mengarah kepada pelaku.
Let's check the continuation of this story out :)“Selamat malam, Guys!” sapa Emilly sambil membawa barang – barangnya. “Emi??? Bukankah kamarmu bukan disini? Apa yang akan kau lakukan disini dengan semua barang – barangmu itu ?” Shara terbelalak melihat Emi yang hanya tersenyum di depan pintu. “Mulai malam ini aku akan sekamar dengan kalian.Aku sudah meminta izin pada Mrs Laurent”“Tapi kau akan tidur dimana? Kamar ini hanya untuk 3 orang. Aku, Cassie dan Laudya” Tanya Shara.“Ya, aku tahu. Tapi Laudya mau bertukar kamar denganku. Apakah kalian tidak suka? Baiklah, kalau begitu aku akan kembali ke kamarku, dan mengatakan pada Nn. Riveira agar membatalkan pertukaran kamar ini” Emilly berbalik dan melangkah lemah keluar dengan membawa barang – barangnya.“Hei, Emi !! Kami akan sangat senang bila kau tetap berada disini”, Shara dah Cassie menyerbu Emilly dan memeluknya.“Kita bisa bercerita sampai pagi nanti, Emilly!” ujar Cassie sambil membantu Emilly membereskan barang – barang Emilly.“Tentu…Tapi kalian harus membantuku dulu, agar pekerjaan menyebalkan ini bisa cepat diselesaikan”, Emilly tersenyum pada Cassie dan Shara.
“Hi, Girls!!”, Eric, Louis, Paul dan Franco mengagetkan ketiga gadis yang sedang asyik bercanda itu.“Hei, kalian ! Bukankah ini sudah jam 10. Kalian seharusnya sudah berada di kamar dan segera tidur, bukan ? Mengapa kalian malah berada disini ?” Tanya Emilly.“Yeah, tapi kami bosan. Makanya kami kesini. Siapa tahu ada yang menarik bisa kita bicarakan ! Lagipula, apa yang kau lakukan disini, Emi ? Bukankah ini bukan kamarmu ?” Paul memandang Emilly dengan sinis.“Hei, kalian harus tahu. Mulai malam ini, kami bertiga tidur dalam satu kamar. Laudya mau bertukar kamar dengan Emilly” jawab Shara sambil merangkul sahabat barunya, Emilly. Keempat pria itu saling pandang dan akhirnya ikut bercanda dengan 3 gadis lainnya.
“Sudah…sudah !! Perutku sampai sakit. Ku akui, kau memang Raja Joke, Francito…” Emilly terkekeh sambil memegangi perutnya.“Baiklah…Seluruh dunia juga harus tahu itu” jawab Franco dengan angkuh.“Sudah, ini sudah malam. Bagaimana kalau kita cari topik lain yang lebih serius ?” tawar Louis.“Hei, Louis…Sejak kapan kau menjadi seorang pemikir yang menginginkan topik serius dalam pembicaraannya ?? He…he…he…Kau ingin seperti si galak Mrs Laurent itu ? Aku baru pernah bertemu dengan orang yang begitu serius. Bahkan aku tidak pernah melihatnya tersenyum apalagi tertawa sejak awal aku berada di Mother Theresa ini…” Franco terkekeh sambil mendorong Louis.“Ya, ya…Kau benar. Dia guru yang paling aneh di Mother Theresa. Lihat saja pakaiannya itu. Dia lebih mirip seorang penyihir dibandingkan guru Kimia” sambung Cassie.“Benarkah begitu ? Apa mungkin ia memang seorang penyihir ??” balas Emilly dan membuat mereka semua menjadi semakin tertawa geli. Louis yang awalnya kesal pun turut terbahak bersama yang lain.“Sudahlah…Ini sudah malam, jangan tertawa terlalu keras, kalian bisa membangunkan vampire tua itu !” seru Shara. Mereka semua kembali tertawa.“Hei, tidakkah kalian tahu tentang masa lalu Mrs. Laurent ?” Tanya Cassie“Memang ada yang aneh tentang masa lalunya ?” Eric mengernyitkan dahinya.“Aku pernah mendengar cerita bahwa ibunya bunuh diri dengan membakar tubuhnya karena tidak terima atas kematian adik bungsu Mrs. Laurent, Yosephine Eagle Hemz. Sejak saat itu Mrs. Laurent menjadi pemurung dan tertutup. Tapi aku juga tidak tahu mengapa ia masih bertahan disekolah tempat kematian adiknya ini sampai sekarang” ujar Cassie panjang lebar.“Aku tidak pernah menyangka kalau ia punya masa lalu yang begitu menyedihkan”“Ya, aku menjadi merasa sangat bersalah karena sudah mengejeknya tadi” Louis dan Franco menunduk, menyesali perkataan mereka tadi.
Emilly turut menunduk, tapi bukan untuk ikut menyesali perkataan mereka tadi, tetapi ia berpikir, “Mungkinkah Mrs. Laurent terkait dengan kasus pembunuhan berantai itu ? Ya…mungkin saja ia ingin membalas dendam dengan membunuh para pelajar disini ??? Lagipula, adik bungsunya bernama tengah ‘Eagle’…Eagle kan artinya ‘elang’ !!??…Dan bukti yang selalu ditemukan di TKP adalah Bros kepala elang…Mungkin…”
Gubrakkkkk !!!!!Mereka semua tersentak saat mendengar suara nyaring dari depan kamar mereka.“Laudya, apa yang kau lakukan malam – malam begini ?” Shara mengamati sumber suara yang ternyata berasal dari barang bawaan Laudya Riveira yang terjatuh tepat di depan pintu kamar mereka.“Mm…m..maaf ! Aku hanya ingin memindahkan barang – barangku ini ke kamar baruku. Kemarin aku menyimpannya di gudang. Tapi aku rasa, akan lebih baik bila aku menyimpannya di kamarku” jawab Laudya panik sambil memunguti barang – barangnya yang berantakan.“Hei, apa ini ? Kau pengoleksi benda – benda seperti ini ? Bros berbagai jenis burung, dan asesories lain yang bermotif burung…” ujar Eric kagum sambil membantu Laudya membereskan barang – barangnya.“Jangan menyentuhnya !!! Ya, ini semua koleksiku. Maaf aku telah mengusik kalian ! Selamat malam..” Laudya pergi dengan tergesa – gesa sambil membawa barang – barangnya.
Eric hanya terbengong – bengong melihat kepergian Laudya.Emilly terdiam, kembali naluri kepolisiannya membuat ia berpikir keras tentang apa yang baru dilihatnya tadi.“Laudya mengoleksi berbagai asesories bermotif burung ? Sedang dalam pembunuhan berantai ini, barang bukti yang selalu di temukan di TKP adalah…Bros kepala Elang. Apa mungkin Laudya…??” sejuta perkiraan berkecamuk dalam batinnya.“Emi, sudah saatnya tidur kalau kau tidak mau Mrs. Laurent besok menghukummu karena kesiangan. Para cowok itu juga sudah kembali ke kandangnya !” Cassie mengagetkan Emilly. Emilly hanya tersenyum dan mengangguk. Beriringan ketiga gadis itu kembali memasuki kamar mereka dan akhirnya terlelap tidur dalam kesunyian malam.-to be continued-
0 komentar:
Posting Komentar