A Short Story From Senior High School: Emilly Francisca Part I

| 31 Mei 2012
Well, postingan kali ini, ya kayak judulnya di atas, sebuah short story yang aku tulis pas aku masih SMA. Kelas XI waktu itu.
Buat yang kali ini, aku pisah jadi beberapa part, soalnya agak panjang. Hehehe..
So, happy reading :)

Emilly francisca

Kota kecil, Countryside, digemparkan dengan kasus pembunuhan berantai di sekolah asrama “Mother Theresa”. Sejak 2 bulan yang lalu, tepatnya seminggu setelah semua siswa baru kembali sekolah seusai liburan musim panas mereka, telah ditemukan 4 pelajar dari sekolah itu yang menjadi korban. Keempatnya dibunuh secara sadis di 4 tempat yang berbeda. Tapi kunci yang digunakan oleh pihak kepolisian untuk menyimpulkan bahwa kasus ini merupakan kasus pembunuhan berantai adalah ditemukannya bros berbentuk kepala burung elang di 4 lokasi ditemukannya mayat – mayat korban, yang diduga sengaja ditinggalkan oleh pelaku sebagai tanda bahwa pelaku pembunuhan itu adalah orang yang sama. Pihak kepolisian kota Contryside pun ikut geger. Sudah berbagai cara mereka tempuh, tapi tidak juga membuahkan hasil. Hingga akhirnya pihak sekolah meminta kepolisian menghentikan penyelidikan karena sang pembunuh meneror mereka dan mengatakan akan lebih brutal lagi bila kepolisian meneruskan penyelidikan.
“Aku tidak tahu apa lagi yang harus kita perbuat untuk memecahkan kasus ini. Aku sudah hampir putus asa. Kasus ini begitu rumit. Belum ada satu pun yang dapat menguak kasus ini !!“, Sir George, Kepala Kepolisian Countryside, berbicara pada anggota kepercayaannya, Anthony Mendoza.
“Tapi bagaimana pun ini adalah kewajiban kita untuk dapat menyelesaikan kasus yang saat ini membuat ratusan murid Mother Theresa menjadi resah, Sir“
“Aku mengerti, Anthony. Tapi apa lagi yang bisa kita lakukan untuk menguak kasus rumit ini. Terlebih lagi pihak sekolah sudah menegaskan bahwa mereka menolak penyelidikan ini dilanjutkan”
“Beri aku waktu untuk memikirkan cara terbaik yang dapat kita tempuh untuk menyelesaikan kasus ini dan tentu saja menguak semua misteri dari kasus ini. Saya permisi, Sir ! Selamat siang“
“Baiklah, Selamat Siang, Anthony. Ku percayakan semuanya padamu."
Malam itu, Anthony tidak dapat memejamkan matanya untuk tidur. Terbayang olehnya ratusan siswa Mother Theresa yang pasti saat ini sedang resah akan ancaman pembunuhan berantai di sekolah asrama mereka.
Sampai keesokan paginya, Anthony sangat bingung saat Sir George memanggilnya. Ia belum tahu apa yang akan ia katakan nanti. Dengan langkah berat Anthony memasuki ruangan Sir George.
“Bagaimana Anthony ? Ide apa yang kau dapatkan untuk menguak kasus ini ?” Tanya Sir George saat Anthony baru saja memasuki ruangannya.
Tapi belum sempat Anthony menjawab, seorang penjaga masuk bersama seorang gadis cantik.
“Sir, ini anggota baru yang akan bergabung dengan kita. Dia dari satuan Downtown“, kata penjaga itu.
“Baik terima kasih. Kau boleh keluar sekarang”
“Anthony, perkenalkan ini Emilly Francisca. Dia dari satuan Downtown dan akan bergabung dengan kita mulai hari ini. Emilly, ini Anthony, dia akan menjadi atasanmu”
Anthony berjabatan tangan dengan Emilly. Dia begitu terpana memandang kecantikan gadis itu. Emilly bermata biru, dengan kulit putihnya yang begitu halus, dan rambut pirangnya yang indah. Dia terlihat seperti seorang gadis belasan tahun. Saat melihat Emilly, Anthony pun mendapat ide cemerlang untuk mengungkap misteri pembunuhan berantai sekolah asrama Mother Theresa.
“Hmm, Anthony. Aku rasa perkenalan kalian cukup dulu. Sekarang waktunya kita membahas pembicaraan kita sebelumnya tadi. Emilly, karena kau akan menjadi bawahan Anthony, maka kau boleh tetap disini mendengarkan apa yang kami bicarakan“ ujar Sir George.
Dengan mata berbinar, Anthony mengungkapkan ide cemerlang yang diperolehnya seketika saat melihat kecantikan Emilly.
“Begini, Sir ! Saya rasa, kedatangan Emilly hari ini sangat tepat. Kita perlu sesorang yang dapat masuk diam – diam ke sekolah asrama itu dengan menyamar sebagai murid. Dengan begitu, kita akan lebih mudah mengadakan pendekatan dengan murid maupun guru – guru Mother Theresa tanpa harus membuat mereka curiga. Apakah Anda masih ingat bahwa saat pertama kali menyelidiki kasus ini, kita pernah menyimpulkan bahwa pelaku pembunuhan ini adalah orang dalam ?? Dengan masuknya salah seorang anggota kita, itu akan sangat membantu penyelidikan di dalam Mother Theresa.
“Gila…Siapa yang akan kita kirim kesana ?? Kau lupa bahwa usia anggota kita tidak ada yang sesuai untuk kita jadikan siswa ?? Atau, apa mungkin kau ingin mengirim Emilly, anggota baru kita ini untuk menyelidiki kasus ini ??“ Sir George terlihat bingung dengan ide Anthony yang dianggap gila olehnya.
Anthony hanya mengangguk lalu memandang penuh harap ke arah Emilly.
“Mengapa tidak ?? Aku juga seorang polisi sama seperti anggota yang lain. Ini kesempatan besar bagiku untuk membuktikan kemampuanku kepada anggota lain, terutama untuk satuan Downtown yang sudah membuangku kemari karena menganggapku masih hijau untuk menjadi seorang polisi dan mematahkan pendapat mereka kalau aku lebih cocok menjadi model atau pramugari“ jawab Emilly dengan tegas.
“Baiklah, kalau kau memang yakin, aku tidak akan melarangmu. Tugas ini sepenuhnya ku serahkan kepada kalian berdua. Dan aku tidak akan bertanggung jawab atas resikonya“ Sir George pun akhirnya menyetujui ide Anthony.
Anthony dan Emilly pun menganguk mantap dan tersenyum dengan tatapan penuh ambisi.

- to be continued -

0 komentar:

Posting Komentar


Penguin Grumpy Mad Kawaii
 

Copyright © 2010 It's Inda Blogger Template by Dzignine