November 2, 2012
Pagi ini iseng ngubek-ngubek lemari buku and nemu buku Behasa Indonesiaku waktu SMA :D
Nah di buku itu aku nemu beberapa tugas yang dulu pernah aku buat di kelas XII and XI.
Yang bakal aku share kali ini adalah karanganku dalam tugas membuat karangan persuasi dari Pak Razikin, guru Bahasa Indonesiaku di kelas XI IA 1 :)
Sedikit tentang karangan persuasi; karangan persuasi adalah karangan yang bersifat persuatif atau mengundang. Jenis karangan ini umumnya terdapat pada iklan atau promosi.
Kota Muara TewehKota Muara Teweh adalah sebuah kota di aliran Sungai Barito, merupakan ibu kota dari Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Kota Muara Teweh dapat ditempuh selama kurang lebih 10 jam perjalanan dari Banjarmasin dan kurang lebih 16 jam perjalanan dari ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya, melalui jalur darat.Sarana pendidikan Muara Teweh tahun ini sudah mulai mengalami kemajuan. Ada beberapa playgroup, TK, SD/ sederajat, SMP/ sederajat, SMA/ sederajat, dan beberapa perguruan tinggi. Mutu siswanya pun tidak kalah dan mampu bersaing dengan siswa-siswa yang bersekolah di kota-kota besar seperti Palangkaraya dan Sampit. Ini dibuktikan dengan beberapa siswa Muara Teweh yang mampu menunjukkan prestasinya, baik di tingkat provinsi maupun di tingkat nasional.Dukungan pemerintah pada bidang olahraga pun sudah mulai direalisasikan. Ini dibuktikan dengan pembangunan sarana-sarana olahraga baru dan renovasi beberapa sarana lama. Ini dimaksudkan agar remaja Muara Teweh berpikir bahwa dengan olahraga, mereka akan lebih dapat memanfaatkan waktu luangnya dengan hal-hal yang positif. Jadi, paling tidak dapat menekan angka kriminalitas remaja di Muara Teweh.Di sektor budaya, Muara Teweh memiliki banyak aset seniman tradisional. Seperti para penari tradisional Muara Teweh yang sering dikirim mewakili Provinsi Kalimantan Tengah di Tk. Nasional. Regenerasi yang dilakukan oleh sanggar-sanggar seni tradisional di Muara Teweh pun patut diacungi jempol. Karena mereka menjaring para seniman muda yang masih duduk di bangku sekolah. Hasil pelatihan dari sanggar-sanggar seni tradisional ini sering ditampilkan saat penyambutan tamu-tamu kabupaten ataupun pada saat pembukaan dan/ atau penutupan suatu perayaan.Ada beberapa tempat pariwisata di Muara Teweh, seperti air terjun alam (18 km trans Muara Teweh - Puruk Cahu), Desa Trinsing, Trahean, Gunung Pararawen, Balai Warik, Pasir Putih, dan juga riam-riam di sepanjang Sungai Barito. Daerah-daerah wisata ini selalu ramai dikunjungi masyarakat, terutama pada saat hari libur.Contohnya seperti di Desa Trinsing, di sana terdapat danau yang selain sebagai objek wisata, juga berfungsi sebagai sumber air rigasi sawah masyarakat di sekitar danau. Di sana terdapat pula sarana pemancingan. Suasana yang sangat tenang dengan suara gemericik air terjun dan suara alam yang damai menjadi daya tarik bagi para pengunjung untuk memilih Desa Trinsing sebagai salah satu tempat tujuan wisatanya.Trahean merupakan area pemancingan. Di sini pengunjung juga dapat melihat bendungan yang dikelilingi hutan yang masih asri. Para pemilik kolam pemancingan Trahean, selain menawarkan pondok peristirahatan, juga menyediakan aneka olahan ikan, bahkan adapula yang melengkapi pondok peristirahatannya dengan sarana karaoke bagi para pengunjung.Gunung Pararawen juga merupakan objek wisata alam yang harus dikunjungi bagi para pecinta alam. Gunung ini terkenal akan flora dan faunanya yang beragam. Namun tidak hanya itu, berbagai cerita mistis juga turut menambah pesona Gunung Pararawen ini.Balai Warik (warik = kera dalam Bahasa Indonesia), merupakan objek wisata yang unik. Berada di tengah-tengah alirang Sungai Barito dan baru akan muncul pada saat musim kemarau tiba. Sejak dulu, tempat ini selalu dijadikan para kera sebagai tempat berkumpul. Karena itulah mengapa empat ini disebut Balai Warik.Pasir Putih merupakan tempat tujuan wisata yang sering dikunjungi pada saat musim kemarau. Terletak di tepi Sungai Barito yang juga merupakan tempat dimana Kapal Onrust, kapal milik penjajah Belanda, berhasil ditenggelamkan oleh para pejuang Muara Teweh pada masa kolonial dulu. Nilai sejarah ini pula yang turut menarik pengunjung untuk datang dan berwisata di Pasir Putih.Julukan Kota Muara Teweh sebagai Kota Seribu Riam tentu bukan tanpa alasan. Julukan ini diberikan karena memang ada banyak sekali riam di sepanjang aliran sungai di Muara Teweh. Riam-riam yang menyajikan pemandangan menawan di sisi kiri dan kanannya, juga memberikan pengalaman kepada setiap orang yang melintasinya, baik karena derasnya arus, maupun karena perjuangan yang harus dilakukan saat melintasi riam-riam ini di musim kemarau.Kota Muara Teweh, kota kecil di Kalimantan Tengah yang menawarkan banyak kegembiraan bagi para pengunjung yang datang ke Muara Teweh. Ini tentu sebuah kebanggan bagi warga Muara Teweh yang siap menyambut dengan ramah setiap pengunjung yang ingin mendapatkan kenangan dan pengalaman manis selama berada di Muara Teweh.
Well, itu karanganku, tanpa aku tambah ato kurangi, langsung disalin dari tulisan tanganku di buku tugas Bahasa Indonesiaku kelas XI dulu.. Ntah berapa nilai yang dikasih sama Pak si Razikin waktu itu :D
Jujur, aku agak amaze waktu baca dan ngetik ini karangan. Aku emang udah pinter dari dulu ternyata. Gila, gw emang bakat ngarang, no doubt. Modal ini kayaknya cukup buat ikutan audisi X-Factor. GW BAKAL DAFTAR !!!
Thanks for reading.
Love u. -Inda
0 komentar:
Posting Komentar