Prof. Emer. MP Lambut
Dosen mata kuliah Literature 1 di kampusku.
Semester ini merupakan kali pertama kami, anak-anak ED '08, menjadi murid beliau.
Penasaran juga sih gimana rasanya diajar sama satu-satunya Profesor di kampusku (sedih banget, padahal di kampus-kampus lain, kampus-kampus di Pulau Jawa khususnya, yang namanya profesor mah banyak) ini. Jadinya pada excited banget waktu pertama masuk kelas tadi.
Penasaran juga sih gimana rasanya diajar sama satu-satunya Profesor di kampusku (sedih banget, padahal di kampus-kampus lain, kampus-kampus di Pulau Jawa khususnya, yang namanya profesor mah banyak) ini. Jadinya pada excited banget waktu pertama masuk kelas tadi.
Pak Lambut, seorang yang bersahaja.
Itu kesan pertama saat ketemu beliau. Beliau murah senyum, juga ramah. Beliau nda segan buat nyapa mahasiswa, padahal seharusnya beliau lah yang disapa sama mahasiswa. Hehehe..
Hari ini, belum ada materi yang beliau kasih. Cz kebetulan tadi itu baru the 1st meeting. Jadi selama kurang lebih 1 setengah jam, beliau cuma memberikan beberapa petuah buat kami.
Jujur, ada banyak hal yang bisa aku pelajari dari beliau. Bukan cuma dari sisi sejarah pendidikannya sammpai mampu dapat gelar Prof. Emer itu, tapi juga sejarah kehidupan pribadinya.
Beliau seorang yang kharismatik.
Di usia beliau yang sudah hampir 80 tahun, beliau masih mampu dengan lantang menyampaikan petuahnya buat para mahasiswanya.
Yang kami tangkap, semua yang beliah nasehatin ke kami bukan cuma omong kosong. Tapi suatu pesan dari sebuah pengalaman yang beliau alami sendiri. Salute :)
Beliau seorang yang cerdas luar biasa. Beliau menguasai 7 bahasa asing, yaitu : Inggris, Jerman, Prancis, Portugis, Spanyol, Italia dan Belanda, serta 3 bahasa klasik, yaitu Latin, Yunani dan Ibrani.
Beliau seorang Kristen, tapi mampu membaca Al-Quran dan tau serta mengerti tajwidnya. Beliau bahkan berani menantang mahasiswa untuk tanding membaca Al-Quran sama beliau. Itu tuh yang bikin si Fikly, juara MTQ yang udah puluhan kali mewakili Kalimantan Selatan ke tingkat nasional, sampe cenat - cenut (alah..SM*SHblast ini. hehehe..) ngerasa tertantang. Hahaha..
80 tahun, tentu usia yang bisa dikatakan sangat amat matang (cuma menghindari penggunaan kata t*a). Tentu sudah sangat banyak pula pengalaman hidup yang beliau alami.
Satu hal yang membuat semua mahasiswa ED '08, yang terkenal impulsif (julukan khusus dari Mrs.Novita karena kebisingan luar biasa yang kami timbulkan saat berada dalam kelas), terdiam bahkan terharu adalah pada saat beliau menceritakan tentang kisah beliau dengan almarhumah istrinya.
"Dia itu satu-satunya pacar saya. Dia gadis pertama yang menjadi pacar saya, sekaligus menjadi yang terakhir karena dia lah yang akhirnya menjadi istri saya", itulah yang beliau katakan. Dengan senyum yang ga pernah lepas dari wajahnya, beliau menceritakan bahwa istri tercintanya sudah mendahului beliau 15 tahun yang lalu. "Saya tidak memerlukan ibu rumah tangga lain. Saya sudah hampir 80 tahun, waktu saya tinggal sedikit. Saya hanya tinggal menunggu dia (istri beliau) datang dari seberang sana untuk menjemput saya", kelas benar-benar hening pada saat beliau mengatakan hal itu. Ga sedikit dari teman-teman yang bahkan sampe nangis saking terharunya.
Pak Lambut, bukan cuma seorang dosen yang akan mengajarkan materi-materi kuliah kepada kami, mahasiswanya, tapi beliau juga telah mengajarkan banyak pelajaran hidup kepada kami. Menyadarkan kami betapa kami bukan apa-apa, kami belum menjadi apa-apa, n' ga akan pernah menjadi apa-apa, tanpa kami mau belajar n' mau berusaha.
Thank u so much, Sir..
U have taught us a lot of things.
We r proud having u as our lecturer..
Salute ^_^
2 komentar:
Mantap sidin ni
halo inda, salam ma pa lambut yaa---hahaha--kamu lulus 2012?
Posting Komentar